Kasus
Monexnews - Berita soal
penarikan produk daging keledai oleh
W.M dari outletnya di China memenuhi headline surat kabar regional. Perusahaan
merasa sangat menyesal dan sudah resmi mengajukan permohonan maaf kepada
konsumen atas kelalaiannya. W.M terus menarik peredaran daging keledai
khususnya di wilayah Jinan, bagian dari provinsi Shandong. Retailer terbesar
dunia ini mengatakan bahwa salah satu supplier dagingnya, yaitu DFFCL telah
lalai mendistribusikan daging yang mengandung DNA hewan rubah. Merasa ditipu,
pihak W.M siap membantu penyelidikan dan menyeret penyedia produk yang bersalah
ke pengadilan.
Dalam akun media sosial
Weibo, W.M menegaskan tidak mentoleransi segala masalah pencemaran zat dalam
setiap produknya. Pihak peneliti internal bahkan menggiatkan kontrol kualitas
dengan melakukan inspeksi DNA secara rutin untuk produk turunan daging. Pihak
supplier nantinya akan menjalani proses hukum dengan aparat terkait dan W.M
akan mengirimkan laporan resmi kepada pihak kepolisian setempat. Perusahaan
juga berkomitmen mengganti uang konsumen yang sudah membeli daging keledai
berlabel 'Five Spice' serta berjanji membantu industri pangan lokal untuk
menyelidiki kelalaian supplier-nya di provinsi Shandong bagian utara.
Skandal daging ini berpotensi
melukai reputasi W.M sebagai raksasa penyedia barang dan produk pangan di China.
Padahal pasar pangan dan kelontong di negara ini mencatat perputaran uang
sampai $1 triliun per tahun. Belum diketahui apakah masalah kontaminasi daging
akan menghambat rencana pembukaan 110 cabang baru di berbagai penjuru negeri
tirai bambu dalam beberapa tahun mendatang. Daging keledai menjadi cemilan yang
populer di beberapa wilayah China, walaupun persentasenya tidak sebesar
konsumsi daging-daging hewan lain. Pada 2011 lalu, China memotong sebanyak 2.4
juta ekor keledai untuk diambil dagingnya sebagai bahan produk pangan.
Sementara W.M turut meraup keuntungan dari konsumsi daging hewan pengangkut
tersebut melalui beberapa produk kuliner yang dijualnya.
Apa yang dialami oleh
retailer terbesar dunia ini kian menambah panjang daftar perusahaan asal Amerika
Serikat dan Eropa yang tersandung kasus pangan dan kesehatan di China.
Sebelumnya, perusahaan Carrefour, McDonald's dan induk usaha KFC (Yum Brands)
juga diterpa isu tentang keamanan produk. Belum lagi jika ditambah dengan
masalah kontaminasi susu yang dialami oleh produsen asal New Zealand, Fonterra,
pada pertengahan tahun lalu. Dari situ bisa dilihat betapa ketatnya pemerintah
China memberlakukan aturan dan memberi hukuman bagi perusahaan-perusahaan yang
mencari makan di sana.
Analisis
Kelalaian dalam berbisnis sering kali merugikan para pengusaha
yang berkerja sama dan berimbas kepada masyarakat. Untuk itu dalam menjalin
suatu kerja sama antar perusahaan diperlukanya rasa kepercayan satu sama lain ,
ini salah satu contoh kasus kelalaian dalam berbisnis yang terjadi pada
perusahaan asal Amerika Serikat yang bergerak di bidang pengoperasian jaringan
department store sebut saja W.M dalam
kasusnya perusahaan W.M merasa tertipu karena ada dari salah satu produk yang
ia jual mengandung DNA daging rubah. Itu disebabkan atas kelalaian dari DFFCL yang mendistribusikan daging yang mengandung
DNA hewan rubah. Merasa ditipu, pihak W.M siap membantu penyelidikan dan
menyeret penyedia produk yang bersalah ke pengadilan. Perusahaan W.M merasa
sangat menyesal dan sudah resmi mengajukan permohonan maaf kepada konsumen. W.M
terus menarik peredaran daging keledai khususnya di wilayah Jinan, bagian dari
provinsi Shandong. Dan pihak W.M menggiatkan kontrol kualitas dengan melakukan
inspeksi DNA secara rutin untuk produk daging sehingga tidak terjadi hal
seperti ini lagi .
Dalam kasus seperti diatas sangat perlu adanya Etika dan
moral dalam dunia berbinis . karena etika dan moral merupakan pegangan kita
dalam menjalani usaha. moral sangat erat kaitannya dengan pembicaraan agama dan
budaya, artinya kaidah-kaidah dari moral pelaku bisnis sangat dipengaruhi oleh
ajaran serta budaya yang dimiliki oleh pelaku-pelaku bisnis sendiri. Moral lahir
dari orang yang memiliki dan mengetahui ajaran agama dan budaya. Agama telah
mengatur seseorang dalam melakukan hubungan dengan orang sehingga dapat
dinyatakan bahwa orang yang mendasarkan bisnisnya pada agama akan memiliki
moral yang terpuji dalam melakukan bisnis. Moral dan bisnis perlu terus ada
agar terdapat dunia bisnis yang benar-benar menjamin tingkat kepuasan, baik
pada konsumen maupun produsen. Sedangkan etika bertindak sebagai rambu-rambu
(sign) yang merupakan kesepakatan secara rela dari semua anggota suatu
kelompok. Dunia bisnis yang bermoral akan mampu mengembangkan etika
(patokan/rambu-rambu) yang menjamin kegiatan bisnis yang seimbang, selaras, dan
serasi.
Dalam kasus diatas
terdapat beberapa pelanggrana Dalam
menciptakan etika bisnis, yaitu:
1.
Dalam Pengembangan tanggung jawab
sosial (social responsibility)
Pelaku bisnis disini dituntut untuk peduli dengan keadaan
masyarakat, bukan hanya dalam bentuk "uang" dengan jalan memberikan sumbangan,
melainkan lebih kompleks lagi. Dalam kasus diatas yang
disebabkan dari kelalaian dari pihak DFFCL,
pihak dari W.M terkena imbasnya dalam hal ini pihak W.M merasa sangat
menyesal dan mengajukan permohonan maaf kepada konsumen atas kelalaiannya. Dan
W.M terus menarik peredaran daging keledai. Dan pihak W.M berjanji lebih menggiatkan
kontrol kualitas dengan melakukan inspeksi DNA secara rutin untuk produk daging
sehingga tidak terjadi hal seperti ini lagi .
2.
Mampu menyatakan yang benar itu benar
Dalam kasus ini tindakan yang dilakukan kedua belah
pihak sudah benar, yaitu mengakui kalau adanya kelalaianya, merasa
menyesal dan meminta maaf kepada para konsumenya dan juga menarik semua
produk yang mengalami masalah.
3. Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan"
Dunia
bisnis seharusnya tidak memikirkan keuntungan hanya pada saat sekarang, tetapi
perlu memikirkan bagaimana dengan keadaan dimasa mendatang. Untuk tidak terjadi
masalah seperti kasus diatas pihak W.M membantu industri pangan lokal untuk
menyelidiki kelalaian supplier-nya di provinsi Shandong bagian utara. Agar para
industri-industri lokal tidak dapat dibohongi atau ditipu seperti dalam kasus
diatas
4.
Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan
pengusaha kuat dan golongan pengusaha kebawah
Dalam berbisnis diperlukan kepercayaan atar pengusaha
Dalam kasus diatas tidak ada lagi kepercaya terutama pihak W.M yang merasa
dirugikan dan dicurangi oleh pihak DFFCL maka dari itu pihak W.M siap
membantu penyelidikan dan menyeret penyedia produk yang bersalah ke pengadilan.
5.
Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang
telah disepakati bersama
Semua konsep etika bisnis yang telah ditentukan tidak
akan dapat terlaksana apabila setiap orang tidak mau konsekuen dan konsisten
dengan etika tersebut. Dalam kasus diatas terjadi suatu
masalah yang berakibat meruginya salah satu perusahaanya itu merupakan
pelanggaran dalam berbisnis oleh karena itu konsekuen ya perusahan W.M yang
dirasa dibohongi atas kerja sama tersebut memutuskan kerja samanya dan pihak
W.M siap membantu penyelidikan dan menyeret penyedia produk yang bersalah ke
pengadilan.
6.
Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki
terhadap apa yang telah disepakati
Seharusnya dalam melakukan kerja sama semua pihak
harus mempunyai mempunyai rasa kesadaran dan memiliki. contoh dalam kasus
diatas seharusnya pihak DFFCL melakukan tugasnya dengan baik sehingga tidak
terjadi kelalaian seperti ini, dengan adanya rasa kesadaran dan rasa memiliki
kedua perusahaan akhirnya akan berkerja sama satu sama lain sehingga saling ketergantungan sehingga akan
membuat keuntungan kedua belah pihak
bila tidak adanya rasa kesadaran dan rasa memiliki maka kesepakatan yang
telah dibuat akan sia-sia dan berakhir.
Filsafat
Moral dari kasus diatas yaitu
1. EUDEMONISME
Aristoteles (384 – 322): Bahwa dalam setiap
kegiatannya manusia mengejar suatu tujuan akhir yang disebut kebahagiaan. Untuk
tujuan akhir yang penuh dengan kebahagian seseorang harus melakukannya dengan
baik dalam kasus diatas perusahaan hendaknya tidak melakukan kelalaian yang
sampai-sampai merugikan orang, bila kita dikasih kepercaya hendak lah dilakukan
dengan sungguh-sungguh jangan sampai mengecewakan bila ada nya kerja sama yang
baik dikedua pihak maka akan mengutungkan kedua belah pihak dan berujung dengan
kebahagian.
0 komentar:
Posting Komentar