Sabtu, 01 November 2014

Gara-Gara Lalai Keledai Berubah Menjadi Rubah

Kasus 

Monexnews - Berita soal penarikan produk daging keledai  oleh W.M dari outletnya di China memenuhi headline surat kabar regional. Perusahaan merasa sangat menyesal dan sudah resmi mengajukan permohonan maaf kepada konsumen atas kelalaiannya. W.M terus menarik peredaran daging keledai khususnya di wilayah Jinan, bagian dari provinsi Shandong. Retailer terbesar dunia ini mengatakan bahwa salah satu supplier dagingnya, yaitu DFFCL telah lalai mendistribusikan daging yang mengandung DNA hewan rubah. Merasa ditipu, pihak W.M siap membantu penyelidikan dan menyeret penyedia produk yang bersalah ke pengadilan.

Dalam akun media sosial Weibo, W.M menegaskan tidak mentoleransi segala masalah pencemaran zat dalam setiap produknya. Pihak peneliti internal bahkan menggiatkan kontrol kualitas dengan melakukan inspeksi DNA secara rutin untuk produk turunan daging. Pihak supplier nantinya akan menjalani proses hukum dengan aparat terkait dan W.M akan mengirimkan laporan resmi kepada pihak kepolisian setempat. Perusahaan juga berkomitmen mengganti uang konsumen yang sudah membeli daging keledai berlabel 'Five Spice' serta berjanji membantu industri pangan lokal untuk menyelidiki kelalaian supplier-nya di provinsi Shandong bagian utara.

Skandal daging ini berpotensi melukai reputasi W.M sebagai raksasa penyedia barang dan produk pangan di China. Padahal pasar pangan dan kelontong di negara ini mencatat perputaran uang sampai $1 triliun per tahun. Belum diketahui apakah masalah kontaminasi daging akan menghambat rencana pembukaan 110 cabang baru di berbagai penjuru negeri tirai bambu dalam beberapa tahun mendatang. Daging keledai menjadi cemilan yang populer di beberapa wilayah China, walaupun persentasenya tidak sebesar konsumsi daging-daging hewan lain. Pada 2011 lalu, China memotong sebanyak 2.4 juta ekor keledai untuk diambil dagingnya sebagai bahan produk pangan. Sementara W.M turut meraup keuntungan dari konsumsi daging hewan pengangkut tersebut melalui beberapa produk kuliner yang dijualnya.

Apa yang dialami oleh retailer terbesar dunia ini kian menambah panjang daftar perusahaan asal Amerika Serikat dan Eropa yang tersandung kasus pangan dan kesehatan di China. Sebelumnya, perusahaan Carrefour, McDonald's dan induk usaha KFC (Yum Brands) juga diterpa isu tentang keamanan produk. Belum lagi jika ditambah dengan masalah kontaminasi susu yang dialami oleh produsen asal New Zealand, Fonterra, pada pertengahan tahun lalu. Dari situ bisa dilihat betapa ketatnya pemerintah China memberlakukan aturan dan memberi hukuman bagi perusahaan-perusahaan yang mencari makan di sana.

Analisis


            Kelalaian dalam berbisnis sering kali merugikan para pengusaha yang berkerja sama dan berimbas kepada masyarakat. Untuk itu dalam menjalin suatu kerja sama antar perusahaan diperlukanya rasa kepercayan satu sama lain , ini salah satu contoh kasus kelalaian dalam berbisnis yang terjadi pada perusahaan asal Amerika Serikat yang bergerak di bidang pengoperasian jaringan department store sebut saja W.M  dalam kasusnya perusahaan W.M merasa tertipu karena ada dari salah satu produk yang ia jual mengandung DNA daging rubah. Itu disebabkan atas kelalaian dari DFFCL  yang mendistribusikan daging yang mengandung DNA hewan rubah. Merasa ditipu, pihak W.M siap membantu penyelidikan dan menyeret penyedia produk yang bersalah ke pengadilan. Perusahaan W.M merasa sangat menyesal dan sudah resmi mengajukan permohonan maaf kepada konsumen. W.M terus menarik peredaran daging keledai khususnya di wilayah Jinan, bagian dari provinsi Shandong. Dan pihak W.M menggiatkan kontrol kualitas dengan melakukan inspeksi DNA secara rutin untuk produk daging sehingga tidak terjadi hal seperti ini lagi .

            Dalam kasus seperti diatas sangat perlu adanya Etika dan moral dalam dunia berbinis . karena etika dan moral merupakan pegangan kita dalam menjalani usaha. moral sangat erat kaitannya dengan pembicaraan agama dan budaya, artinya kaidah-kaidah dari moral pelaku bisnis sangat dipengaruhi oleh ajaran serta budaya yang dimiliki oleh pelaku-pelaku bisnis sendiri. Moral lahir dari orang yang memiliki dan mengetahui ajaran agama dan budaya. Agama telah mengatur seseorang dalam melakukan hubungan dengan orang sehingga dapat dinyatakan bahwa orang yang mendasarkan bisnisnya pada agama akan memiliki moral yang terpuji dalam melakukan bisnis. Moral dan bisnis perlu terus ada agar terdapat dunia bisnis yang benar-benar menjamin tingkat kepuasan, baik pada konsumen maupun produsen. Sedangkan etika bertindak sebagai rambu-rambu (sign) yang merupakan kesepakatan secara rela dari semua anggota suatu kelompok. Dunia bisnis yang bermoral akan mampu mengembangkan etika (patokan/rambu-rambu) yang menjamin kegiatan bisnis yang seimbang, selaras, dan serasi.

Dalam kasus diatas terdapat beberapa pelanggrana Dalam menciptakan etika bisnis, yaitu:

1.      Dalam Pengembangan tanggung jawab sosial (social responsibility)

Pelaku bisnis disini dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan hanya dalam bentuk "uang" dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan lebih kompleks lagi. Dalam kasus diatas yang disebabkan dari kelalaian dari pihak DFFCL,  pihak dari W.M terkena imbasnya dalam hal ini pihak W.M merasa sangat menyesal dan mengajukan permohonan maaf kepada konsumen atas kelalaiannya. Dan W.M terus menarik peredaran daging keledai. Dan pihak W.M berjanji lebih menggiatkan kontrol kualitas dengan melakukan inspeksi DNA secara rutin untuk produk daging sehingga tidak terjadi hal seperti ini lagi .

2.      Mampu menyatakan yang benar itu benar

Dalam kasus ini tindakan yang dilakukan kedua belah pihak sudah benar, yaitu mengakui kalau adanya kelalaianya,  merasa  menyesal dan meminta maaf kepada para konsumenya dan juga menarik semua produk yang mengalami masalah.

3.       Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan"

Dunia bisnis seharusnya tidak memikirkan keuntungan hanya pada saat sekarang, tetapi perlu memikirkan bagaimana dengan keadaan dimasa mendatang. Untuk tidak terjadi masalah seperti kasus diatas pihak W.M membantu industri pangan lokal untuk menyelidiki kelalaian supplier-nya di provinsi Shandong bagian utara. Agar para industri-industri lokal tidak dapat dibohongi atau ditipu seperti dalam kasus diatas

4.      Menumbuhkan sikap saling percaya antara golongan pengusaha kuat dan golongan pengusaha kebawah

Dalam berbisnis diperlukan kepercayaan atar pengusaha Dalam kasus diatas tidak ada lagi kepercaya terutama pihak W.M yang merasa dirugikan dan dicurangi oleh pihak DFFCL maka dari itu pihak W.M siap membantu penyelidikan dan menyeret penyedia produk yang bersalah ke pengadilan.

5.      Konsekuen dan konsisten dengan aturan main yang telah disepakati bersama

Semua konsep etika bisnis yang telah ditentukan tidak akan dapat terlaksana apabila setiap orang tidak mau konsekuen dan konsisten dengan etika tersebut. Dalam kasus diatas terjadi suatu masalah yang berakibat meruginya salah satu perusahaanya itu merupakan pelanggaran dalam berbisnis oleh karena itu konsekuen ya perusahan W.M yang dirasa dibohongi atas kerja sama tersebut memutuskan kerja samanya dan pihak W.M siap membantu penyelidikan dan menyeret penyedia produk yang bersalah ke pengadilan.

6.      Menumbuhkembangkan kesadaran dan rasa memiliki terhadap apa yang telah disepakati

Seharusnya dalam melakukan kerja sama semua pihak harus mempunyai mempunyai rasa kesadaran dan memiliki. contoh dalam kasus diatas seharusnya pihak DFFCL melakukan tugasnya dengan baik sehingga tidak terjadi kelalaian seperti ini, dengan adanya rasa kesadaran dan rasa memiliki kedua perusahaan akhirnya akan berkerja sama satu sama lain  sehingga saling ketergantungan sehingga akan membuat keuntungan kedua belah pihak  bila tidak adanya rasa kesadaran dan rasa memiliki maka kesepakatan yang telah dibuat akan sia-sia dan berakhir.

Filsafat Moral dari kasus diatas yaitu

1.  EUDEMONISME
Aristoteles (384 – 322): Bahwa dalam setiap kegiatannya manusia mengejar suatu tujuan akhir yang disebut kebahagiaan. Untuk tujuan akhir yang penuh dengan kebahagian seseorang harus melakukannya dengan baik dalam kasus diatas perusahaan hendaknya tidak melakukan kelalaian yang sampai-sampai merugikan orang, bila kita dikasih kepercaya hendak lah dilakukan dengan sungguh-sungguh jangan sampai mengecewakan bila ada nya kerja sama yang baik dikedua pihak maka akan mengutungkan kedua belah pihak dan berujung dengan kebahagian.

0 komentar:

Posting Komentar

 
wara-wiri. Design by Exotic Mommie. Illustraion By DaPino