Senin, 06 Januari 2014

Tugas Tulisan Bahasa Indonesia 2 ( 10)

Biaya hidup mahal, wajar buruh minta upah tinggi

Reporter : Harwanto Bimo Pratomo 

Merdeka.com - Data Survei Biaya Hidup 2012 dilansir oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Dalam penelitian itu, disebutkan Jakarta merupakan kota dengan biaya hidup tertinggi se-Indonesia, mencapai rerata Rp 7.500.726 per bulan untuk setiap rumah tangga.
Kepala BPS Suryamin mengatakan, rata-rata biaya hidup Jakarta itu didasarkan asumsi bahwa satu rumah tangga menanggung 4 anggota keluarga. "Sedangkan secara nasional, rata-rata biaya hidup di perkotaan sebesar Rp 5,6 juta," ujarnya.
Dari segi pembentuk biaya hidup, bahan makanan menyedot belanja rutin rumah tangga tertinggi, mencapai 35,04 persen. Disusul kemudian belanja non-makanan yang wujudnya bervariasi, sebesar 64,96 persen dari pengeluaran rutin masyarakat.
Berdasarkan sudut pandang tersebut, Jakarta menjadi kota yang membuat warganya tidak banyak mengeluarkan uang untuk makanan, namun lebih banyak buat kebutuhan non-makanan. Belanja non-makanan itu misalnya biaya perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar, yang pada 2012, menyumbang 25,37 persen belanja rutin bulanan rumah tangga.
Jika kembali pada 2012, saat itu Upah Minimum Provinsi (UMP) Jakarta masih Rp 1,5 juta. Maka hitungan kasarnya adalah terjadi defisit atau kekurangan biaya kebutuhan hidup sekitar Rp 6 juta untuk rata-rata tiap pekerja.
Kenaikan biaya kebutuhan hidup yang konstan dan tanpa disertai peningkatan upah membuat buruh selalu berdemonstrasi. Tujuannya tak lain menuntut kenaikan upah demi tercapainya standar hidup laik.
Pasalnya, buruh memiliki posisi yang sangat strategis dalam perputaran produksi suatu komoditas. Tanpa buruh, proses produksi satu komoditas tidak akan dapat berjalan.
Namun demikian, posisi ini ternyata tidak dipandang oleh kelas pengusaha. Para pengusaha sering memberi upah buruh yang jumlahnya tidak dapat digunakan untuk memenuhi standar hidup laik.

Analisis
Para pekerja di indonesia banyak yang menghabiskan uang hasil kerja untuk belanja non-makanan sebesar 64,96 persen dari pengeluaran rutin masyarakat. Itu menyatakan bahwa untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga masyarakatdi indonesia masih sangat kesulitan  pada 2012, Upah Minimum Provinsi (UMP) untuk wilayah Jakarta masih Rp 1,5 juta. Maka  terjadi defisit atau kekurangan biaya kebutuhan hidup sekitar Rp 6 juta untuk rata-rata tiap pekerja. Dampaknya banyak buruh yang berdemontrasi yang tujuanya untuk meminta menaikan gaji sedangkan dari pihak perusahaan suka tidak mau mendengar atau malah tidak menghiraukanya pada hal itu semua menyangkut tentang kelangsungan hidup masyarakat yang belum memenuhi standar hidup yang layak , pemerintah juga sudah berusaha untuk membatu para pekerja agar UMP dinaikan walaupun tidak terlalu tinggi . para pekerja juga harus memberikan hasil perkerjaanya dengan memuaskan.

0 komentar:

Posting Komentar

 
wara-wiri. Design by Exotic Mommie. Illustraion By DaPino