Indonesia kebanjiran barang impor akibat dampak kesepakatan WTO
Merdeka.com - Ketua
Umum Serikat Petani Indonesia (SPI), Henry Saragih, menolak dan mengajak
masyarakat untuk menentang keputusan KTM WTO IX di Bali baru-baru ini. Menurut
Henry, kesepakatan WTO hanya membawa dampak buruk untuk Indonesia salah satunya
adalah membanjirnya impor pangan. Keputusan di Bali tidak memberikan batasan
impor yang jelas.
"Masyarakat tidak punya
kedaulatan lagi menahan derasnya impor pangan dari luar. Eropa impor susu
semakin besar yang sekarang masih kecil, gandum sudah pasti, daging semakin
luas. Swasembada sapi itu mimpi di siang bolong," kata Henry dalam diskusi
di Tebet, Jakarta, Senin (9/11).
Membanjirnya impor pangan ini
terindikasi dari hasil perjanjian Trade Facilitation yang dinilai mengakomodosi
semua keinginan negara industri mendapatkan kemudahan akses impor dalam rangka
mendorong pertumbuhan ekonominya.
"Trade Facilitation
menyepakati penghapusan hambatan dalam aturan kepabeanan sehingga mempercepat
arus barang impor sampai di tangan konsumen dengan lebih murah. Tindakan ini
bisa membuat industri dalam negeri sekarat dan memperluas bangkrutnya sektor
ekonomi rakyat," tegasnya.
Dengan kebijakan ini dinilai akan
mematikan para petani di Indonesia. Bahkan Henry menyebut dalam beberapa tahun
ke depan masyarakat Indonesia tidak akan lagi menikmati hasil alam bumi
pertiwi.
"Misalnya kacang kedelai
kita tidak akan lagi makan hasil bumi kita. 2014 akan lebih besar lagi (impor
pangan)," tutupnya.
Analisis
sumber : http://www.merdeka.com/uang/indonesia-kebanjiran-barang-impor-akibat-dampak-kesepakatan-wto.html
0 komentar:
Posting Komentar